Top Banner Advertisement
Selasa, 21 Januari 2014

John McAfee, penemu perangkat lunak anti-virus, mencari suaka politik di Guatemala setelah dituduh

Penemu perangkat lunak anti-virus, John McAfee, yang melarikan diri dari Belize, Amerika Tengah karena diduga melakukan pembunuhan, kini berada di Guatemala dan berusaha mendapatkan suaka politik di negeri itu.

McAfee sudah bersembunyi selama tiga pekan sejak kepolisian Belize berniat menanyai McAfee terkait pembunuhan warga AS Gregory Faull yang sempat bersitegang dengan McAfee.

McAfee menyelundup ke Guatemala bersama kekasihnya, Samantha. Dia tinggal di sebuah hotel di dalam taman nasional sebelum menuju ke Guatemala City pada Senin (3/12/2012) malam.

Kepada kantor berita Reuters, lewat sambungan telepon, McAfee menjelaskan mengapa dia memilih Guatemala sebagai negara pelariannya.

"Guatemala berbatasan dengan Belize dan negeri ini memahami korupsi yang terjadi di Belize dan yang lebih penting mantan jaksa agung Guatemala adalah paman Samantha dan dia akan membantu kami melalui jalur hukum," kata McAfee yang didampingi pengacaranya yang juga mantan jaksa agung, Telesforo Guerra.

McAfee membantah terlibat dalam pembunuhan Faull dan menegaskan tidak akan menyerahkan diri. McAfee yakin pemerintah Belize akan membunuhnya jika dia menyerahkan diri. Pemerintah Belize membantah tudingan McAfee dan ganti menuding pria berusia 67 tahun itu sebagai seorang paranoid.

Guerra mengatakan McAfee bisa kembali ke Belize saat statusnya di Guatemala sudah sah secara hukum.

"Dia (McAfee) bisa pergi ke AS, tak ada masalah dengan hal itu. Kami sudah meminta kedubes AS mendukung permohonan suakanya di Guatemala," kata Guerra.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Guatemala Harold Caballeros mengatakan pemerintahnya akan mempelajari permintaan suaka politik McAfee begitu permintaan itu diajukan. Dia menambahkan berhasil atau tidaknya McAfee memperoleh suaka tergantung argumennya.

Sumber : www.kompas.com

0 komentar:

Posting Komentar

Disclaimer : Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi RepublikTi. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan

Copyright © 2012 RTi News All Right Reserved