Top Banner Advertisement
Selasa, 24 Juni 2014

Foxconn, Pabrik Yang Terbentuk Dari Ngutang Mertua

Jakarta - Beruntunglah Terry Gou. Ia menikah dengan wanita Taiwan bernama Serena Lin, yang keluarganya lumayan makmur. Inilah awal kesuksesannya.

Pada tahun 1974, Terry ingin mencoba peruntungan di bidang bisnis. Ia pun meminjam uang pada mertuanya senilai USD 7.500, jumlah yang cukup besar kala itu. Dengan modal itulah, lahirlah perusahaan Hon Hai, yang nantinya menjadi induk pabrik Foxconn.

Kantor pertama Hon Hai berlokasi di pinggiran Taipei, di wilayah yang dinamakan Tucheng. Di sinilah ia merintis Foxconn, benar-benar dari bawah. Klien pertamanya adalah Admiral TV yang membuat televisi hitam putih.

Menyadari pentingnya bahasa Inggris, dia serius belajar hingga akhirnya menguasainya. Dia kerap bepergian ke Amerika Serikat untuk bertemu dengan calon klien. Kerja kerasnya pun membuahkan hasil.

Pada tahun 1980, pabriknya mulai dipercaya mensuplai konektor untuk konsol game Atari. Atari waktu itu adalah nama besar di industri game, sehingga pesanan konektor ke Hon Hai cukup banyak.

Pada sekitar tahun itu juga, Terry berkeliling ke Amerika Serikat selama 11 bulan dan mengunjungi 32 negara bagian. Untuk menghemat ongkos, dia kadang tidur di mobil. Dengan gigih ia mendekati para klien potensial di sana.
"Dia adalah salah satu orang sales yang paling top di dunia. Dia itu sangat agresif," ucap Max Fang, mantan eksekutif Dell wilayah Asia mengenai sosok Terry. 
Tahun 1991, Hon Hai Precision didaftarkannya di bursa saham Taiwan Stock Exchange untuk membiayai ekspansi. Terry fokus mengembangkan pabrik di China yang dianggapnya akan segera menjadi pusat manufaktur dunia.


Foxconn semakin besar. Pada tahun 1996, Michael Dell berkunjung ke China dan Terry mendekatinya dengan intensif. Akhirnya, Dell setuju menandatangani kontrak dengan Foxconn. Semakin banyak perusahaan tertarik menjadi mitra manufaktur Foxconn, termasuk Apple yang akhirnya menjadi salah satu klien terbesar mereka.

0 komentar:

Posting Komentar

Disclaimer : Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi RepublikTi. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan

Copyright © 2012 RTi News All Right Reserved